Selasa, 13 Maret 2012

Ironis, Indonesia Bangsa Yang Religius Namun Terkutuk

Meskipun Republik Indonesia bukan negara agama, tetapi Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat agamis (religius). Apa buktinya bahwa bangsa Indonesia layak berpredikat religius? Banyak! Antara lain:
  • Di Indonesia, semua orang pasti menganut agama tertentu, itu bisa di-check pada ID cardnya (KTP).

  • Di Indonesia, agama selalu jadi bahan pertimbangan untuk menentukan karir dan promosi seseorang. Itu bisa dilihat dari kebiasaan birokrasi di Indonesia mewajibkan orang untuk mencantumkan agama yang dianutnya di dalam CV ketika orang tersebut mau meneruskan sekolah, melamar kerja, atau untuk promosi jabatan.

  • Di Indonesia, semua calon pejabat pemerintah harus bersumpah sesuai ajaran agamanya bahwa yang bersangkutan akan menjalankan tugas dengan amanah dan menjauhi perbuatan tercela.

  • Di Indonesia, setiap kegiatan seremonial (mulai dari tingkat RT, kelurahan, sekolah dan kampus, hingga kenegaraan) biasa dibuka dan/atau ditutup dengan doa.

  • Indonesia adalah negara yang paling banyak menetapkan hari cuti bersama, semuanya itu demi menjamin hak-hak religius rakyatnya agar dapat beribadah dengan tenang.

  • Di Indonesia, semua kemaksiatan dilarang. Candu dan madat, judi dan minuman keras, pornografi, porno aksi, sampai ke model rambut punk pun di haramkan.

  • Indonesia adalah pemilik hak paten istilah “wisata religi”. Itu semua berkat tingginya animo umat beragama di republik ini untuk bertamasya secara agamis.

  • Di Indonesia pula, semua stasiun televisi baik lokal maupun nasional memiliki program siaran beraroma keagamaan dengan variasi/kreasi yang sangat beragam; ada yang dikemas dalam bentuk lagu-lagu religi, sinetron religi, lomba ceramah religi, ada pula yang ditampilkan dalam bentuk “show” dengan tokoh pendakwah yang pandai menampilkan gerakan silat lengkap dengan gendang dan gamelannya.
Pendek kata, fenomena dan fakta yang dapat dijadikan bukti bahwa bangsa Indonesia itu sangat religius, luar biasa banyaknya sehingga terlalu panjang untuk dimuat di postingan ini. Dengan predikat religiusitas seperti itu, mestinya bangsa Indonesia dapat menjadi model ideal masyarakat beradab dalam kondisi gemah ripah, tentram dan damai.
Akan tetapi, anehnya…
Di bumi religius yang masyarakatnya berfilosofi makan tidak makan asal kumpul ini, sifat welas asih terhadap sesama telah terkikis. Yang menonjol justru fenomena anti religius, dimana:
  • korupsi sudah dianggap sebagai seni untuk mencapai kebanggaan diri;

  • kerusuhan sudah menjadi kurikulum wajib dalam demokrasi;

  • dan, pembunuhan sudah menjadi ritual untuk menegakkan hegemoni
Semestinya, bangsa religius adalah bangsa yang dirahmati Tuhan. Ironisnya, di negeri ini pula bencana alam silih berganti menerpa: gempa, tsunami, gunung berapi, banjir, dan badai.
Maka timbul pertanyaan dalam benak ku…
  • Mengapa nasib negeri ku yang berjuluk (klaim) Zamrud Khatulistiwa ini seperti ini?

  • Mengapa doa dan beragam ritual keagamaan anak bangsa ku sepertinya diabaikan Tuhan?

  • Atau….jangan-jangan bangsa ku ini di mata Tuhan adalah bangsa yang terkutuk?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar